Friday, November 4, 2011

Apakah Islam Itu?

Islam

Ditulis untuk Free-Minds.Org (e-mail: free@free-minds.org)

Apakah Islam Itu?


Ini adalah pertanyaan pertama dan terpenting yang terbesit di setiap pikiran ketika mendengar kata "Islam", apalagi baru pertama kalinya.

"Islam" adalah kata Arab yang secara harfiah berarti ‘Berserah Diri Secara Total’.

Seseorang dapat ‘Berserah Diri’ kepada banyak hal disekelilingnya dalam kehidupan sehari-hari (uang, kekuasaan, orang lain, keluarga, ketakutan, dsb). Namu dalam konteks agama, yang dimaksud adalah Berserah Diri kepada sistem yaitu sistem SATU TUHAN.

Islam = Berserah Diri Secara Total kepada Allah.

Oleh karena itu, siapapun yang mengikuti naluri alamiah yaitu berserah diri kepada Allah disebut sebagai "Muslim".

Siapakah Allah?


Banyak orang yang percaya bahwa tuhannya kaum Muslim (Yang Berserah Diri) adalah Tuhan dengan nama 'Allah' yang unik milik orang Arab.

"Allah" secara sederhana adalah kata Arab untuk 'Sang Tuhan’. Tuhan dari paham Berserah Diri Secara Total dideskripsikan sebagai ’Tuhan Semesta Alam’ yang telah menciptakan langit dan bumi, dan telah menciptakan umat manusia dan segala sesuatu yang kita tahu. Dia adalah Tuhan kebaikan, kasih sayang, dan keadilan...

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Quran 16:90)

Dialah Tuhan yang Satu, tanpa sekutu, tanpa tandingan, dan tanpa anak.

Siapakah Muhammad?


Seorang Rasul muncul di Semenanjung Arab 1400 tahun yang lalu dan mengumumkan saat yang penuh keajaiban bagi umat manusia… Allah telah memilih rasul baru setelah hampir 600 tahun sepeninggalan Isa AS (Yesus Kristus).

Deskripsi yang diberikan kepada rasul ini adalah ‘Muhammad’, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai ‘Yang Paing Terpuji’.

Rasul baru ini menyampaikan kembali hukum-hukum Allah untuk mengembalikan umat manusia kepada cahaya dan jauh dari kegelapan dan kejahatan… Melalui ‘inspirasi’ beliau dianugrahi kata-kata dari perjanjian terakhir kepada umat manusia, yaitu Quran.

Apakah Quran Itu?


'Quran' adalah "Buku Bacaan" yang disampaikan oleh rasul-Nya yang terakhir kepada umat manusia 1,400 tahun yang lalu. Terkandung di dalamnya ulangan seluruh hukum yang diberikan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa (Yesus)… Ia adalah ‘puncak’ dari seluruh pesan-pesan sebelumnya dan sebagai panduan dan cahaya yang bertindak sebagai penunjuk bagi umat manusia.

Quran dibagi menjadi 114 bab (juga dikenal sebagai 'Surah' dalam bahasa Arab). Bab-bab ini mengandung campuran dari ‘hukum, sejarah, ramalan, dan ilmu pengetahuan’. Menurut kata-kata dari Buku ini, ia adalah HUKUM yaitu merupakan tujuan utama dari diturunkannya:

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat (Quran 3:7)

Perjanjian terakhir MENGGANTIKAN seluruh kitab suci sebelumnya dan menetapkan standar yang baru untuk hukum dunia baru.

Bagaimana kita tahu bahwa terdapat satu Tuhan?


Jawaban untuk pertanyaan ini lebih mudah daripada yang anda mungkin kira. Jika anda punya sebuah rumah dan saya masuk ke dalamnya, anda akan menyuruh saya untuk keluar dari rumah tersebut karena rumah tersebut adalah MILIK ANDA (yaitu, anda akan menyatakan rumah tersebut sebagai milik anda). Anda barangkali akan menunjukkan dokumen-dokumen untuk membuktikan pernyataan anda, sehingga saya tidak punya pilihan lain kecuali menerima fakta bahwa rumah tersebut memang benar-benar milik anda.

Alam Semesta, bumi, dan semua yang terkandung di dalamnya mempunyai premis yang sama (yaitu, mereka ibarat rumah di atas). Yang mengaku sebagai pemilik HARUSLAH betul-betul sang pemilik jika tidak ada lagi yang dapat maju untuk menyatakan pengakuan yang serupa:

Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menciptakan? Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan (Quran 21:21-22)

Ini adalah pernyataan yang sama yang datang bersama semua rasul, dari Ibrahim sampai Musa sampai Isa (Yesus), “Wahai Israel, Tuhanmu adalah TUHAN YANG SATU ".

Apakah ‘Bukti’ Kerasulan?


Nabi dan Rasul secara terus-menerus diutus kepada manusia sejak awal manusia diciptakan.

Nuh, Ibrahim, Luth, Saleh, Shu’aib, Yunus, Yusuf, Yakub, Ishak, Ismail, Musa, Harun, dan Isa (Yesus) hanyalah sebagian utusan yang Allah utus untuk menyampaikan pernyataan-Nya atas alam dan semua yang hidup di dalamnya.

Syarat pertama utusan Allah adalah dia harus sebagai ‘contoh yang baik’ bagi umat manusia, dan rasul yang terakhir tentu saja demikian seperti yang disahkan oleh kitab suci:

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Quran 7:157)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Quran 33:21)

Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya (Quran 3:161)

Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Quran 68:4)

Syarat kedua adalah bahwa para utusan tidak datang dengan tangan hampa, mereka dibekali dengan BUKTI sehingga tak seorangpun akan meragukan bahwa mereka berbicara atas nama Allah.

Beberapa dari utusan ini dianugrahi bakat yang ‘unik’ untuk ditunjukkan kepada orang-orang. Yusuf dapat mengartikan mimpi; Musa mempunyai tongkat yang dapat menghasilkan mukjizat; Isa (Yesus) diberikan kemampuan untuk mengobati yang sakit dan bahkan membangkitkan yang telah meninggal.

Yang lain seperti Ibrahim, Daud, Musa, Harun, Isa (Yesus) dan Muhammad dibekali dengan kitab suci yang berisikan informasi yang mustahil manusia dapat mengetahuinya. Kitab suci ini berbicara tentang TUHAN, penciptaan alam semesta, makhluk-makhluk yang berbeda yang diciptakan, tujuan manusia di bumi, hukum-hukum, kematian, kebangkitan, dan Pengadilan.

Mengapa lebih dari satu utusan dan Kitab Suci?


Inilah pertanyaan pertama yang timbul ketika orang mendengar utusan-utusan yang berbeda-beda dan kitab-kitab suci yang berbeda yang disampaikan kepada umat manusia.

Jika kita adalah ras yang menggunakan akalnya, Allah tidak akan bertindak demikian. Sayang sekali kita bukanlah seperti itu. Umat manusia mempunyai sejarah dan kecondongan untuk menolak, melawan, dan mengkorupsi setiap pesan yang disampaikan kepada mereka:

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Quran 6:112)

Kesombongan ini biasanya berakhir dengan sang utusan terbunuh atau pesannya ditolak. Setelah sang utusan dibunuh atau ditolak, orang-orang baru mulai berkata: ‘mungkin dia betul-betul seorang Utusan’. Lalu lambat laun namun pasti mereka mulai meninggikan status utusan tersebut sampai dia bukan lagi manusia, tapi sejajar dengan Allah Sendiri.

Apakah Akan Ada Lagi Para Pembawa Pesan?


Rasul didefinisikan oleh kitab suci sebagai ‘mereka yang diberi wahyu':

Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan… (Quran 2:213)

Berita buruknya adalah: 'Tidak akan ada lagi Rasul dengan Kitab Suci baru'.

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Quran 33:40)

Berita baiknya: 'Akan SELALU ada pembawa pesan yang mengingatkan orang-orang kepada Allah’.

Tiap-tiap umat mempunyai pembawa pesan; maka apabila telah datang pembawa pesan mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya. (Quran 10:47)

Kenapa wahyu terakhir begitu berbeda?


Karena semua kitab suci sebelumnya telah dirusak atau diubah (Taurat, Zabur, Injil), apa yang membuat wahyu terakhir ini begitu berbeda?

Yang menjadi ‘kunci’ perbedaannya adalah ‘struktur kitab suci’ tersebut!

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, kitab yang terakhir berisikan berbagai macam elemen (hukum, ramalan, ilmu pengetahuan, sejarah), yang semuanya telah ‘BERBAUR DAN BERSATU’ antara yang satu dengan lainnya.

Sebagai contoh, suatu Surah yang pada awalnya berbicara tentang alam semesta akan tiba-tiba mengubah topik menjadi hukum, yang lalu berubah kembali menjadi sejarah atau ramalan.

Struktur seperti ini mempunyai dua efek:

1. Menjadikan kitab terakhir ini mustahil untuk dirusak atau diubah dikarenakan mengambil satu hukum tertentu dari kitab memerlukan penggeseran ata penghilangan dari banyak ayat yang tak berhubungan;

2. Menjadikan pemahaman hukum tersebut mungkin hanya dengan USAHA yang gigih.

Mengapa kita di sini?


Ini mungkin pertanyaan yang ‘paling penting’ yang ditanyakan dimana banyak orang dan agama biasanya mengabaikannya atau melewatinya.

Beberapa berpikir bahwa kita di sini hanyalah untuk ‘menyembah’ TUHAN dan menjalankan perintah-Nya (sebagai budak) dengan imbalan ampunan TUHAN dari api neraka...

Beberapa berpikir kita di sini karena leluhur kita telah berdosa (Adam dan Hawa) maka harus menerimanya untuk ‘keselamatan’ kita...

Hal yang lebih serius dari semua pernyataan di atas adalah suatu pernyataan yang sedikit yang mau percaya: ‘kita di sini akibat suatu KEJAHATAN yang kita lakukan sebelum datang ke bumi'!

Ya, kita telah ada SEBELUM kehidupan yang sekarang:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"

Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Quran 7:172-174)

Meski terdengar sangat aneh, inilah sebenarnya kenapa kita semua ada di sini… Bumi tidak lain hanyalah suatu ‘penjara’ raksasa dimana penebusan hanyalah mungkin sewaktu kita telah membuktikan bahwa kita mampu kembali kepada masyarakat surgawi.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (Quran 57:20)

Ketahuilah bahwa anda tidak diciptakan ‘sia-sia’, dan bukanlah bagian dari guyonan kosmis, dan bukan pula bahwa Allah akan menghukum siapa pun yang tidak pantas mendapatkan ampunan… Kita di sini hanya karena ampunan-Nya dengan memberikan kepada kita SATU KESEMPATAN TERAKHIR untuk kembali kepada-Nya dan mendapatkan ampunan atas semua hal yang telah kita perbuat… Bangunlah dan raihlah kesempatan ini sebelum anda kehilangan satu-satunya kesempatan dan yang terakhir pula!

Satu-satunya cara mendapatkan ampunan adalah dengan menunjukkan bahwa kita mampu mendengar hukum-hukum dari Yang Maha Kuasa dan menerapkannya dalam kehidupan kita di dunia… Kita harus dapat ‘menyembah dan patuh’ kepada Hanya Allah, dan bukan kepada ‘ego, pemimpin-pemimpin, manusia-manusia, kekayaan, kekuasaan, dsb’ (di sini kita kembali kepada permasalahan Berserah Diri Secara Total).

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (Quran 46:13)

Dan bagaimana kita dapat ‘meluruskan diri kita’?


Jika anda tidak mengambil apapun dari Kitab Suci, dan hanya mengambil INTI dari wahyu tersebut, maka ‘Jalan Yang Lurus’ yang akan menuntun kita kembali kepada Allah adalah seperti di bawah ini.

Jalan Yang Lurus (Quran 6:151-153):

1. Anda tidak akan menyekutukan-Nya dengan apapun juga.

2. Anda akan menghargai orang tua anda.

3. Anda tidak akan membunuh anak-anak yang belum lahir karena takut akan kemiskinan – KAMI akan menyediakan bagimu dan bagi mereka.

4. Kamu tidak akan berbuat dosa, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

5. Anda tidak akan membunuh – Allah telah membuat nyawa sesuatu yang sacral – kecuali dalam keadilan.

6. Anda tidak akan menyentuh uang anak-anak yatim atau piatu kecuali dengan cara yang terhormat, sampai mereka dewasa.

7. Anda akan memberi timbangan yang benar dan penuh ketika berdagang secara benar dan sesuai.

8. Anda akan betul-betul adil dalam memberi kesaksian, meski terhadap saudara anda sendiri.

9. Anda akan memenuhi janji anda terhadap Allah.

No comments:

Post a Comment