Friday, November 4, 2011

Apakah Allah Menyesatkan Manusia?

Apakah Allah Menyesatkan Manusia?

Oleh Kashif Ahmed Shehzada

Dengan Nama Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang

Pendahuluan


Artikel ini akan memaparkan secara singkat tanggapan terhadap paham umum yang dianut kebanyakan keyakinan bahwa Allah-lah yang telah memutuskan sebelumnya takdir semua manusia, dan apapun yang terjadi pada mereka dalam kehidupan ini, baik maupun buruk, bukanlah hasil dari perbuatan mereka sendiri namun telah ditakdirkan bagi mereka. Jikalau manusia tersesat, maka Allah-lah yang harus disalahkan atas itu, menurut pemahaman yang populer di berbagai aliran keyakinan atau agama.

Beberapa waktu yang lalu, kami mendapat pertanyaan berikut melalui e-mail, dan ini mengindikasikan bahwa beberapa orang dapat sampai pada kesimpulan seperti ini dengan memahami secara dangkal hanya beberapa ayat dari.

Sang penanya bertanya:


“Dicantumkan dalam Surah 14:4:

Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Dia boleh saja berkuasa, tapi Tuhan macam apa yang sengaja menyesatkan kita? Dia berkata bahwa Dia akan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki. Apakah Dia membuat saya sesat? Apakah itu berarti bahwa saya akan bertanggungjawab atas kesesatan sayat, atau kesalahan tersebut ada pada Allah? Mengapa Allah mau menyesatkan saya, dan apakah saya akan pergi ke neraka karena telah disesatkan? Saya tidak mengerti"

Berikut adalah tanggapan terhadap pertanyaan di atas


Apakah kita punya kebebasan memilih untuk menentukan arah tindakan kita?

Banyak orang yang memperhatikan kalimat Quran yang kerap kali digunakan, yaitu

14.4. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana

Dan hanya mengambil penggalan ayat ini mereka menyimpulkan bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan pribadi dalam memilih dan malahan, semua hal yang mereka lakukan bukanlah hasil dari niat dan pilihan mereka sendiri namun telah digariskan oleh Tuhan bagi mereka dalam ‘takdir’ atau ‘nasib’ mereka. Tidak peduli apa yang mereka lakukan, mereka tidak dapat mengubah ‘takdir’ mereka dan tidak berdaya sama sekali. Namun ini adalah hasil pemikiran sempit terhadap Quran dan suatu kesimpulan yang dibuat hanya dengan menimbang penggalan ayat dan tidak memperhatikan ayat-ayat pada Surah-Surah lainnya mengenai pokok permasalahan ini. Pertama-tama, marilah kita tengok apa yang Quran katakan mengenai: Apakah kita mempunyai kebebasan dalam memilih tindakan yang akan kita lakukan atau apakah semuanya telah direncanakan sebelumnya untuk kita?

Ayat berikut secara jelas memberitahukan kepada kita mengenai permasalahan ini;

18:29 Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir"

Ayat di atas jelas menyatakan bahwa menerima atau menolak kebenaran tergantung kepada kebebasan dalam memilih yang dimiliki seseorang.

76:3 Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir

73:19 Sesungguhnya ini adalah suatu Peringatan. Maka barang siapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.

25:57 Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.

Ayat-ayat di atas secara jelah menetapkan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam memilih unuk memilih jalan yang satu atau yang lain, atau jalan apapun sesuai keinginannya. Allah lebih lanjut memberitahu;

29:69 Dan orang-orang yang berjuang (berjihad) untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik..

Jika nasib kita telah ditentukan atau dipastikan, Allah tidak akan menyebutkan bahwa manusia haruslah berjuang di jalan-Nya, karena tidak ada artinya untuk berjuang dan berusaha untuk sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu dengan memberitahukan bahwa dengan berjuang di jalan-Nya kita akan dituntun kepada jalan dan ridha-Nya, maka sudah pastilah bahwa perjuangan dan tindakan kitalah yang akan menentukan kita ke jalan dan ridha Allah dan bukanlah sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya dalam ‘takdir’ kita. Lebih lanjut, kita juga diperingati:

39:7 Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu.

Jika takdir kita telah ditentukan sebelumnya, Allah tidak akan berkata, “…d an Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-Nya…” Karena tidak pantas untuk berkata bahwa suatu tindakan tidak disenangi oleh Allah ketika Allah Sendiri-lah yang telah menyuratkan tindakan yang dimaksud dalam takdir orang tersebut!

Selakali lagi kita diperingatkan dalam menjalankan petunjuk dari Allah tergantung kepada kebebasan seseorang dalam berkeinginan dan memilih, dan dia tidaklah dalam pemaksaan apapun, namun seluruhnya tergantung kepada dia apakah dia akan memilih petunjuk Allah atau tidak. Allah memberitahukan kita melalui utusan-Nya::

80:11 Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan

80:12 maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya.

Akhirnya Allah dengan pemaparan yang jelas memberitahukan kepada kita bahwa kita mempunyai kebebasan dalam bertindak tergantung apa yang kita pilih, namun tindakan yang kita pilih di bawah pengawasan hukum Allah.

40:44....... Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya

Allah memberikan kita kebebasan untuk bertindak sesuka hati kita. Ayat di atas membuktikan bahwa kita mempunyai kebebasan memilih dalam memilih jalan-Nya dan kita tidaklah dibawah pengaruh dorongan yang telah ditakdirkan sebelumnya atau dalam keadaan tak berdaya bahwa apapun yang kita lakukan bukanlah atas keinginan sendiri namun telah ditentukan sebelumnya sebagai ‘takdir’ anda. Kita benar-benar mempunyai kebebasan dalam memilih jalan apa yang ingin kita lalui dan menggunakan kebebasan dalam memilih tersebut dalam merencanakan tindakan-tindakan yang akan kita lakukan.

Jadi anda mempunyai kebebasan dalam berkemauan dan dalam memilih untuk bertindak sesuka anda, namun setiap tindakan akan mendatangkan hasil tertentu.

Setiap tindakan yang anda kerjakan akan berbuah. Tindakan yang sejalan dengan hukum Allah akan berbuah yang baik dan tindakan yang melawan hukum-Nya akan memberikan hasil yang negatif.

Anda telah dianugrahi kebebasan dalam memilih sesuka hati apa yang anda mau, namun bukan pada kekuasaan andalah untuk mengubah hasil dari tindakan yang anda pilih. Maksudnya, anda mempunyai kebebasan untuk mengkonsumsi makanan yang sangat beracun, dan sebagai hasilnya anda bisa tewas. Anda mengerjakan tindakan ini atas dasar kebebasan dalam memilih, namun kekuatan untuk mengubah hasil dari tindakan tersebut tidaklah tercakup dalam pilihan anda. Dengan kata lain, tidaklah mungkin anda mengkonsumsi racun yang ganas dan sebagai hasilnya anda malah mendapatkan kesehatan yang sangat baik, bukannya tewas atau memburuknya kondisi kesehatan anda. Hukum apapun yang telah Allah tentukan atas racun tersebut, anda akan mendapatkan hasil dari hukum tersebut. Jenis tindakan yang anda lakukan, maka hasilnya adalah sesuai dengan jenis tindakan tersebut;

53.31 Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).

Setiap tindakan dan amal yang anda lakukan akan diberi imbalan yang sesuai;

45.22 Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.

Jika anda melakukan tindakan yang konsisten atau tidak konsisten dengan hukum-Nya, anda akan mendapatkan balasannya. Anda tidak dapat mengalihkan hasil dari kesalahan anda ke siapapun. Anda harus menanggun sendiri hasil dari apa yang anda lakukan.Anda harus memikul sendiri tanggung jawab tersebut. Tidak ada orang lain yang bisa disalahkan atas apa yang anda perbuat.

45.15 Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.

Jenis akibat yang anda terima bukanlah karena Allah telah menetapkan takdir anda sebelumnya dan anda tidak bisa melakukan sesuatu atasnya atau tidak berdaya akan hal tersebut. Semua akibat yang anda dapat tergantung dari tindakan dan amal yang anda lakukan.

27:90 Dan barang siapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan?

37.38 Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih

37.39 Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan

Jikalau tindakan dan amal anda tidak sejalan dengan hukum dan perintah Allahk anda akan mendapatkan balasan atas tindakan dan amal tersebut seperti yang telah Allah tetapkan:

52:13 Pada hari mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya.

52:14 (Dikatakan kepada mereka): "Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya".

52:15 Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat?

52:16 Masuklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan

Jikalah tindakan anda sejalan dan konsisten dengan hukum-Nya, anda juga akan mendapat balasannya;

52:17 Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan

52:18 mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka.

52:19 (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan"

Setiap dan semua tindakan akan dibalas setimpal, baik dilakukan laki-laki maupun perempuan:

3:195 Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain....

Anda sudah barang tentu akan bertanggungjawab atas apa yang akan anda pilih untuk lakukan, dan kesalahan tersebut sudah pasti bukan pada Allah.

7:146 Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya

7:147 Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan?

Jika anda memilih untuk berkelakuan seperti yang dijelaskan dalam ayat di atas, maka anda akan dijauhkan dari tanda-tanda Allah berdasarkan ketetapan hukum Allah yang digambarkan sebagai Keinginan-Nya. Andalah yang patut disalahkan atas tindakan anda sendiri karena anda sendirilah yang memilih untuk bertindak seperti itu. Anda sendirilah yang bertanggungjawab atas akibat buruk yang anda terima atas tindakan anda dan bukannya pada Allah. Dia mengingatkan kembali secara jelas,

10:45 Sesungguhnya Allah tidak berbuat lalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat lalim kepada diri mereka sendiri.

Ayat-ayat berikut lebih spesifik lagi dalam memberitahukan bahwa jika anda melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum Allah, maka anda harus bertanggungjawaba, dan bukanlah Allah yang patut disalahkan:

16:33 Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri.

16:34 Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang selalu mereka perolok-olokkan.

Andalah yang bertanggungjawab atas tindakan yang anda lakukan, dan dalam kasus anda melakukan kesalahan, maka kesalahan tersebut terletak pada anda, bukan Allah, seperti yang diingatkan oleh ayat berikut;

41.46 Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya)

Keinginan Allah yang diekspresikan sebagai Hukum-Nya:


Allah telah mengekspresikan Kemauan-Nya sebagai Hukum-Nya. Hukum-Nya dikukuhkan dan dijalankan dalam alam semesta fisik, yaitu dalam fenomena alam juga dalam bentuk petunjuk-Nya bagi umat manusia yang terkandung di dalam Al-Quran, yang mengatur segala urusan manusia, dan juga merupakan sesuatu yang tak dapat diubah atau permanen. Jadi kemauan Allah diekspresikan dalam Quran, tapi Allah telah memberikan kita kebebasan dalam berkemauan apakah untuk menerima semua hukum tersebut dan memetik keuntungan darinya di kehidupan ini dan kehidupan yang mendatang, atau melawan hukum-hukum tersebut dan merasakan akibatnya di dunia dan akhirat. Di satu pihak Quran memberikan kita perintah Allah, namun di lain pihak ia juga menggambarkan konsekuensi yang akan didapat bila melawan perintah-perintah tersebut. Kedua pilihan, jikalau kita memilih jalan Allah atau menolaknya, mempunyai hasil yang telah didefinisikan. Ingatlah, kemauan Allah dimanifestasikan dalam hukum-hukum-Nya yang permanen yang berlaku di alam semesta fisik dan dalam urusan-urusan manusia.

Adalah hukum Allah yang permanen dan tetap, bukanlah takdir manusia. Jika seseorang mengikuti perintah Allah, dia akan mendapatkan hasilnya sesuai ketetapan dalam hukum-Nya; jika dia melawan maka dia pun akan mendapatkan hasilnya sesuai ketetapan yang berlaku. Manusia telah diberi kebasan dalam berkemauan untuk memilih jalan yang mana saja. Mengikuti perintah ataupun membangkang. Kedua jalan tersebut akan memberikan hasil yang sesuai, dan hasil tersebut tak dapat diubah. Sekarang saya akan memberikan beberapa contoh berdasarkan ilmu pengetahuan umum dan juga ayat-ayat Quran.

Allah telah mengukuhkan hukum untuk api bahwa jika kita menaruh tangan kita di dalamnya, tangan kita akan terbakar. Sifat membakar dari api telah ditetapkan oleh Allah. Tidaklah mungkin untuk menaruh tangan kita dalam api dan hasil yang didapat adalah seperti kita menaruhnya di tempat yang dingin. Tangan kita yang terbakar tidak akan sembuh kecuali kita mengobatinya, dan mengaplikasikan hukum Allah yang lain yaitu dalam bentuk sifat menyembuhkan dari obat-obatan. Menempatkan tangan kita di dalam api adalah tindakan yang kita lakukan berdasarkan keinginan sendiri. Adalah tugas kita untuk mengetahui dan sadar bahwa api dapat membakar, dan dalam kasus bahwa kita tidak tahu dan sadar, maka itu adalah kesalahan kita sendiri, dan bukan konsekuensi dari takdir kita.

Kembali ke bagian dari ayat yang menimbulkan kebingungan:


14.4...Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Sekarang marilah kita telaah siapakah mereka yang sesat dan apa ciri-ciri mereka. Hal ini seringkali dijelaskan di banyak tempat dalam Quran. Beberapa ayat yang mendefinisikan mereka yang sesat menurut hukum (kemauan) Allah diberikan di bawah. Perlu dicatat bahwa jika anda mempunyai sifat-sifat yang disebutkan di ayat-ayat tersebut, maka anda juga sesat berdasarkan hukum-hukum-Nya.

Siapakah mereka yang disesatkan menurut hukum Allah?


(1) Mereka yang melampau batas (fasiquun):


2.26 Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik

(2) Mereka yang mengambil Shayatiin (setan) sebagai teman dan pelindung:


7:30 Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.

22:4 Yang telah ditetapkan terhadap setan itu, bahwa barang siapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.

(3) Mereka yang tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya:


33:36 .... Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

(4) Mereka yang menindas dan tidak adil (zalimun):


14.27 Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.

(5) Mereka yang tidak menggunakan akal dan pendengarannya untuk menganalisa pesan yang diberikan oleh Allah:


25.44 Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

(6) Mereka yang mengikuti pendapat para pemimpin mereka dan orang-orang terkemuka bukannya pesan Allah


33.67 Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)

(7) Mereka yang buta dan tidak mau memperhatikan pesan Allah:


17:72 Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)

(8) Mereka yang mengikuti opini orang-orang yang dalam kelompok mayoritas:


6.116 Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)

(9) Mereka yang mengikuti hawa nafsu mereka:


6.56 Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk

Ayat-ayat di atas menggambarkan siapakah mereka yang disesatkan. Siapa pun yang mempunyai sifat yang disebutkan di atas berarti dapat dianggap sesat berdasarkan hukum Allah. Bandingkanlah ayat-ayat di atas dengan mereka yang mendapatkan petunjuk Allah. Lihatlah ayat-ayat seperti 39:18, 13:27, 6:125 dan sebagainya.

Ayat-ayat di atas secara jelas menetapkan bahwa manusia bebas dalam memilih yang benar atau yang salah dalam kehidupannya. Dia akan diberikan balasan sesuai jenis tindakan yang dia lakukan. Allah tidaklah dapat disalahkan atas kesalahan yang dilakukan manusia namun manusia itu sendirilah yang patut disalahkan. Manusia disesatkan bukan karena Allah berkemauan mereka untuk tersesat namun karena mereka memilih sendiri untuk mempunyai sifat-sifat yang telah Allah katakan sebagai mereka yang sesat dari jalan-Nya. Pilihan yang secara bebas mereka ambil, yaitu sifat-sifat melampau batas, ketidak-taatan, mengikuti hawa nafsu, tidak menggunakan akal dan pendengaran dalam memastikan kebenaran, dan seterusnya, adalah hal yang membuat mereka sesa, dan bukanlah karena Allah.

Kesimpulan:


Telah jelas bahwa setelah menelaah lebih dalam Quran dan dengan memperhatikan ayat-ayatnya bahwa tidak dibutuhkan keyakinan akan fatalisme atau pra-takdir (yang telah ditetapkan sebelumnya), namun hanya ketentuan atau ukuran yang telah ditetapkan. Maksudnya adalah ketetapan hukum-hukum alam dan kecerdasan untuk mengikutinya. Umat manusia mempunyai kebebasan dalam berkemauan untuk menetapkan jalan apapun yang mereka pilih bagi mereka sendiri, namun hasil dari tindakan tersebut akan menuruti hukum-hukum yang telah ditetapkan terhadap tindakan tersebut. Jikalau mereka sengsara, maka itu diakibatkan oleh pilihan mereka sendiri, dan mereka tidak sepantasnya menempatkan kesalahan atas kesengsaraan tersebut kepada Allah.

No comments:

Post a Comment